Friday, May 25, 2012

HEY, BIG PROBLEM! I HAVE BIG GOD


            Kekuatiran seringkali dimiliki banyak orang entah apapun profesinya. Sebagai siswa/i dan mahasiswa/i,  banyak hal yang kita kuatirkan. Kuatir kalau nilai turun, kuatir kalau tidak bisa membagi waktu antara belajar dengan teman bermain, kuatir dengan pelayanan yang kita kerjakan, kuatir dengan kondisi kesehatan, dan tentunya maasih banyaaak lagi, bahkan mungkin di satu buku tulis kita tidak cukup untuk menuliskannya. Semua orang hidup dengan kekuatirannya masing-masing karena kita sebagai manusia tidak tahu dengan apa yang akan terjadi pada hari esok.


            Tak jarang juga kita merasakan kekuatiran tersebut karena tuntutan dari faktor eksternal., seperti orang tua atau saudara yang menanyakan kapan rencana untuk lulus, yang mungkin dapat membuat membuat kekuatiran yang lebih lagi karena akan terdapat pikiran-pikiran, “Bisa gak ya ngebahagiain orang tua?”, “Kalau lulus dengan nilai yang jelek gimana ya?”, “Sebenarnya minat aku apa ya?”, “Setelah lulus SMA bisa masuk universitas favorit gak ya?”. “Setelah lulus kuliah langsung dapat kerja gak ya?”.


            Nah teman-teman, jadi sebenarnya apa itu kuatir? Salah satu ayat yang menyatakan tentang kuatir adalah Filipi 4:6 yang berbunyi. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Sementara itu, Alkitab versi NIV sendiri menuliskan ayat tersebut sebagai berikut “Do not be anxious about anything, but in every situation, by prayer and petition, with thanksgiving, present your requests to God”.


            Sebagai manusia biasa, orang beriman pun tidak lepas dari rasa kekuatiran tersebut. Hal ini terjadi karena kita terlalu fokus pada diri kita sendiri. Kita sudah terlanjur men-judge diri kita bahwa kita tidak bisa mencapai sesuatu, tanpa berusaha terlebih dahulu. Dari sini terlihat bahwa kita terlalu mengandalkan kekuatan diri kita sendiri dalam menjalani hidup ini dan menjadi takut ketika kita berpikir bahwa ada hal-hal didalam maupun diluar diri kita yang membuat semuanya tidak pasti. Padahal kita mempunyai Tuhan yang selalu beserta kita setiap hari. Lalu perlu gak sih sebenarnya kita kuatir? Kalau dipikir-pikir, sebenarnya tidak perlu karena beberapa alasan. Pertama, kuatir itu merupakan pekerjaan yang sia-sia. Tuhan Yesus dalam Lukas 12:25 berkata. “Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?” Rasa kuatir tidak akan  dapat menghasilkan apa-apa tetapi malah membuat kita terkadang menjadi jauh dari Tuhan. Kedua, Tuhan sendiri memberikan jaminan bahwa Ia akan mencukupi segala kebutuhan kita. Burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai, bunga bakung yang tidak memintal dan tidak menenun, dan rumput di ladang saja dipelihara oleh Tuhan, apalagi kita sebagai manusia (Lukas 12:24, 27, 28).

            Teman-teman, berikut ini ada satu ilustrasi yang akan memberikan gambaran kepada kita mengapa kita tidak perlu merasa kuatir:

Ada dua orang pelancong asal Swiss yang melakukan pendakian di sebuah gunung. Saat pulang, mereka terpaksa menumpang sebuah mobil rombeng. Jalannya tersendat-sendat karena mesin tuanya.
Sepanjang jalan, pelancong pertama sibuk mencemaskan kondisi mobil. Ia terbekap rasa kuatir kalau mobil itu mogok di tengah jalan. Ia kuatir kalau bensinnya habis dan tidak ada pom bensin disana.
Sementara pelancong kedua tampak santai-santai saja. Ia begitu menikmati pemandangan indah bukit-bukit di negeri cokelat itu. Bukit-bukit yang puncaknya dihiasi salju putih. Beberapa kali ia mengabadikan keindahan itu dengan kamera pocketnya.
Setelah satu jam berlalu, akhirnya mobil uzur itu pun tiba di kota yang dituju. “Kok kamu sempat-sempatnya ambil gambar pemandangan itu? Apa kamu tidak cemas?,” tanya pelancong pertama. “Apa yang perlu dicemaskan. Seandainya ada masalah, pasti ada jalan keluarnya. Aku suka dengan perjalanan tadi,” kata pelancong kedua.


            
          Kisah diatas menolong kita untuk memahami bagaimana seringkali kekuatiran membuat kita kehilangan banyak hal yang berharga. Lebih buruknya lagi, seringkali kekuatiran itu tidak terbukti separah apa yang kita kuatirkan atau malah tidak terbukti sama sekali. Kekuatiran tidak akan menambah sejengkal pun usia kita. Banyak orang hidup dalam kekuatiran dan cemas mengenai apa yang belum terjadi. Orang sering takut dan tidak tahu apa yang ia takuti akhirnya. Akhirnya, orang yang seperti ini tidak akan menikmati kehidupan.


Dari alasan-alasan diatas, kita dapat melihat bahwa Allah terus bekerja dan beserta kita selalu. Mungkin ada saatnya dimana kita merasa apa yang terjadi kurang baik bagi kita tetapi kita harus kembali mengingat bahwa yang paling tahu apa yang terbaik bagi kita adalah Tuhan sendiri. Oleh karena itu, kita harus lebih menyerahkan hidp kita kepada Tuhan. Jadi tidak ada lagi alasan untuk kuatir karena ketika kita berdoa dan meminta kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita, Ketika masalah datang, kita bisa mengatakan, “Hey big problem, I Have a Big God” karena memang benar Dia adalah Tuhan yang besar. Dan kasihnya kepada kita merupakan kasih yang tidak berbatas dan tidak terhalang oleh apapun.                                                                                                                                                                                               




1 comment:

  1. terima kasih atas renungan berharga ini
    Tuhan memberkati

    ReplyDelete